Onenews|| Aceh Timur – Curah hujan tinggi yang terus mengguyur wilayah Aceh Timur sejak beberapa hari terakhir, disertai angin kencang, membuat banjir semakin meluas. Dari sebelumnya 8 kecamatan, kini tercatat 20 kecamatan di Aceh Timur dilanda banjir. Pemerintah daerah menyebut banjir tahun ini sebagai banjir terparah dalam lima tahun terakhir.
Banjir yang disertai angin kencang ini juga menyebabkan listrik padam di banyak wilayah. Sejumlah pohon tumbang, tiang listrik roboh, dan beberapa titik tanah longsor turut dilaporkan oleh warga dan tim relawan. Kondisi ini membuat akses transportasi semakin sulit, terutama menuju daerah pedalaman.
Ketinggian air di beberapa kecamatan terus meningkat drastis. Jika sebelumnya berkisar antara 30 hingga 120 sentimeter, kini di sejumlah titik air sudah mencapai hingga 2 meter, memaksa warga mengungsi ke pos-pos darurat yang telah disiapkan oleh pemerintah setempat dan relawan kemanusiaan.
Salah satu warga, Ngadino, warga Gampong Seumebok Cina, Kecamatan Indra Makmu, mengaku banjir kali ini benar-benar luar biasa. Ia menjelaskan bahwa derasnya arus air telah menghanyutkan jembatan penghubung Alur Merah – Pelita, yang selama ini menjadi akses utama masyarakat.
“Air datang sangat cepat, deras sekali. Jembatan yang biasa kami lewati hanyut dibawa arus. Kami sekarang benar-benar terisolasi,” ungkap Ngadino.
BPBD Aceh Timur bersama TNI, Polri, perangkat gampong, serta relawan terus melakukan evakuasi warga dan mendistribusikan bantuan logistik. Pemerintah Kabupaten Aceh Timur mengimbau masyarakat tetap waspada mengingat curah hujan masih tinggi dan potensi banjir susulan sangat mungkin terjadi.
Hingga saat ini, pendataan terus dilakukan untuk mengetahui jumlah pasti warga terdampak, kerugian material, serta kebutuhan mendesak di lapangan. Pemerintah meminta masyarakat menjaga keselamatan diri dan mengutamakan evakuasi bagi anak-anak, lansia, dan kelompok rentan.













